Selasa , Oktober 15 2024
Home / Daerah / Kadinkes Provinsi Jambi Membuka Secara Resmi Orientasi surveilans gizi berbasis e-PPGBM

Kadinkes Provinsi Jambi Membuka Secara Resmi Orientasi surveilans gizi berbasis e-PPGBM

Jambi — Jambiekspose.com. Pembangunan sumber daya manusia yang sehat, cerdas dan produktif adalah komitmen global dan merupakan aset yang sangat berharga bagi bangsa dan negara Indonesia, yang antara lain diwujudkan melalui perbaikan status gizi dan kesehatan yang optimal melalui Surveilans Gizi.

Hal ini ditandai dengan dibukanya secara resmi oleh Kadinkes Provinsi Jambi, dr. Samsiran Halim, Orientasi surveilans gizi berbasis e-PPGBM Rabu(26/09/2018) Hotel Swiss Bell Jambi.

Turut mendampingi Kabid Kesmas Diskes Provinsi Jambi,  Oki Permana, SKM. M. Kes, Kasi Kesga Gizi, Abas. SKM. M.Kes,  Direktorat Gizi Masyarakat Kemenkes RI, Khairunnisa Nurul Firdaus, S.Gz, Lina Marlina, SP. M.Gz, Narasumber dari Provinsi Jambi, Dr. Solha Elfrida, Spd. M.Kes, Feri. T. Sihotang, SKM. M.Kes.

Dikatakan Samsiran Halim, hasil survei sejak tahun 2015 sampai dengan 2017 menunjukkan tidak terjadi perubahan masalah gizi secara bermakna di Indonesia.

Besaran masalah gizi pada kelompok beresiko pada ibu hamil dan balita berdasarkan hasil pemantauan status gizi (PSG) dari tahun 2015 hingga 2017 bagi Provinsi Jambi mengalami penurunan secara nasional.

“ibu hamil dan balita dari tahun 2015 sampai dengan 2017 bagi Provinsi Jambi, prevelensi gizi kurang 14.3 persen tahun 2015, 15.5 persen tahun 2016, 13.5 persen 2017. Prevelensi gizi kurus 12.0 persen tahun 2015, 9.7 persen tahun 2016 dan 10.6 persen tahun 2017, pravelensi gizi pendek(stunting) 25.9 tahun 2015, 27 persen tahun 2016 dan 25.2 persen tahun 2017,”paparnya.

Kemudian prevelensi ibu hamil kurang energi kronik (KEK) Tahun 2016 sebesar 8.8 persen dan 9.5 persen Tahun 2017. Terkait sebaran masalah gizi pendek pada balita Kabupaten kota yang perlu mendapatkan perhatian khusus, Kabupaten dengan prevelensi pendek terbesar pada Kabupaten Sarolangun sebesar 37.4 persen dan kabupaten Kerinci sebesar 35 persen, sedangkan masalah kurus terdapat pada Kabupaten Merangin sebesar 17.2 persen dan Kota Sungai Penuh.

 

“Surveilans gizi sangat berguna untuk mendapatkan informasi keadaan gizi masyarakat dan factor determinan yang mempengaruhinya secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan, yang dapat digunakan untuk menetapkan kebijakan gizi dan merencanakan langkah-langkah strategis baik untuk pencegahan maupun penanggulangan masalah gizi, “jelasnya.

Kegiatan surveilans gizi saat ini dan kedepan akan diperkuat dengan system pencatatan dan pelaporan berbasis IT sehingga dapat membantu penanggung jawab program gizi baik di provinsi,  kabupaten, puskesmas bahkan kader posyandu merespon masalah gizi yang ada di daerahnya melalui intervensi yang tepat berdasarkan data dan informasi yang dihasilkan dari surveilans gizi.

“Pencatatan dan pelaporan kesehatan berbasis masyarakat di Posyandu dan Puskesmas kini makin mudah, karena Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jambi telah memiliki aplikasi elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM),”ucapnya.

Bahkan, aplikasi tersebut juga terus disosialisasikan kepada petugas gizi di Puskesmas agar petugas mengerti saat menggunakannya.

Ditambahkan oleh Oki Permana, Kegiatan Orientasi surveilans gizi berbasis e-PPGBM dilaksanakan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jambi pertemuan ini bertujuan memberikan orientasi pelaksanaan Surveilans Gizi dengan memperkuat e-PPGBM.

“Dengan tujuan khusus agar peserta memahami dan mampu melaksanakan entry data pembinaan gizi masyarakat melalui aplikasi e-PPGBM, analisis data e-PPGBM, rencana intervensi pencegahan dan penanganan masalah gizi, serta respon cepat terhadap masalah yang ditemukan,”imbuhnya.

Dalam upaya perbaikan gizi anak dibutuhkan program multi sektoral yang efektif dan berkelanjutan dalam jangka panjang, oleh karena itu pengumpulan data secara regular sangat penting untuk memantau dan menganalisis kemajuan suatu wilayah.

Kegiatan surveilans gizi melalui e-PPGBM memberikan informasi tentang gambaran status gizi dan kinerja gizi, pertama, status gizi balita berdasarkan indeks BB/U, TB/U dan BB/TB, kedua, status gizi ibu hamil berdasarkan LilA, Ketiga, bayi yang diberi kesempatan untuk inisiasi menyusu dini (IMD), keempat, bayi mendapat ASI eksklusif, kelima, balita 6-59 bulan mendapatkan kapsul vitamin A, keenam,  Balita kurus mendapatkan makanan tambahan, ketujuh ibu hamil KEK mendapatkan makanan tambahan, kedelapan, ibu hamil yang mendapatkan TTD, “urainya.

Kegiatan Orientasi surveilans gizi berbasis e-PPGBM diikuti ada sebanyak 143 orang peserta yang terdiri dari 70 orang puskesmas dari lokus stunting Kabupaten Kerinci, dan Tanjab Timur, serta 2(dua) Kabupaten  berdasarkan hasil PSG , Tanjab Barat  dan Sarolangun. 44 tenaga pengentri data, 22 orang Petugas gizi Kabupaten serta 11 orang survisor Provinsi Jambi.(Inro)

Spread the love

About jambiekspose

Check Also

Komisi 4 DPRD Kota Jambi : Kunjungan Studi Tiru Kepala Sekolah Keluar Negeri Kedepan Tidak Boleh Terulang Kembali

  JAMBIEKSPOSE.COM | JAMBI — Komisi IV DPRD Kota Jambi menggelar  rapat dengar pendapat (RDP) …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Lewat ke baris perkakas