Jambieskpose.com ( Jambi ) – Menyambut Hari Guru esok hari 25/11, ada sepenggal puisi cantik untuk di sang guru kepada muridnya, begini petikan nya
“Bijaklah memakai pikiran, muridku, karena setiap apayang kau pipikirkan kan terwujud,” amanah guru pada murid di hari guru yang kian tua dan merapuh.
Muridku, kehidupan adalah benih dari penyemaian pikiran. Saat tumbuh kembang, tak ada jarak antara pikiran dengan yang dipikirkan. Pikiran mati, disebabkan keterkungkungan pikiran. Pikiran menjadi bermakna, karena ikhlas menjalani amanat-Nya.
Muridku, pikiran kerap menemukan ketidaknyamanan di kenyamanan hati, dan menjumpai ketidak-terbatasan di keterbatasan jiwa. Pelajari pikiran, jika tak ingin melepas akal dari batin. Sirnakan dunia selagi memiliki kesadaran membayar kecerobohan.
Muridku, jika hati dilekati kebencian, maka semanisapapun kebijakan disuapi ke jiwa, semua manjadi hambar.Sebaliknya, bila batin diliputi kedamaian, sepahit apapun derita kan dinikmati dengan ikhlas. Agar pegangan hidup tak lepas, maka nikmati kehidupan dengan hati-hati dan amanah.
Muridku, mengikhlaskan yang berharga terlepas dari kehidupan adalah bentuk kesetiaan manusia sebagai hamba-Nya. Belajar menghilangkan kebencian, membuat hati tentram. Pikiran yang dinaungi amanah, membawa kalbu ke pencerahan diri
di kehidupan.
Muridku, rela kehilangan yang dicintai, petanda hidup tak kekal.Menikmati kebahagiaan yang raib, wujud dari penjagaan kebersahajaan ruh sebelum menghadapan-Nya. Teruslah belajar melepas kebencian di hati, agar kesabaran dalam menjalani ketidakkekalan kehidupan, kian lembut.
Muridku, usah memelihara keangkuhan. Jika keangkuhan berlalu dari hati, jiwa menjadi damai. Saat celaan enyah dari mulut, kegelapan batin kan menyingkir.
Muridku, menata akal dalam kehidupan, membuat hidup terbebas dari nafsu menguasai dunia. Cacian yang menusuk hati adalah cobaan kecil dunia, karena ujian terbesar adalah manahan amarah. Hidup tanpa tercemar celaan, impian menuju ke keabadianku.
Muridku, akar kesalahan adalah ketamakan atas dunia akar kebenaran adalah ketakutan atas azab kesalahan melahirkan kebencian. Kebenaran menyatukan kedamaian.
Muridku, lewat kebenaran, kesalahan bisa diperbaiki kebenaran menenangkan hati tuk tak tamak menjajakan kefakiran duniawi. “Menjalani kebenaran, penderitaan berlalu,Pintu pilihan terbuka tuk menyambut kehidupan yang abadi,”titah guru pada murid.
“Bijaklah memakainya hati dan pikiran, muridku, karena hati dan pikiran yang kelak mengantarmu menuju pintu kesuksesan,” amanah guru pada murid di hari guru yang kian tua dan merapuh” (SAW)
(Teater AiR Jambi,, 21112021)