Jambi — Jambiekspose. Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi mengeluarkan berita resmi statistik yang langsung disampaikan oleh Dadang Hardiwan, Kepala BPS Provinsi Jambi Senin(02/04/2018) ruangan aula BPS Provinsi Jambi.
Turut mendampingi karo pengembangan ekonomi dan SDM, Mukhtamar Hamdi, Totok Abdul fatah Kabid statistik distribusi BPS Provinsi Jambi.
Dikatakan oleh Dadang Hardiwan, nilai ekspor Provinsi Jambi pada bulan Februari 2018 yang lalu mengalami kenaikan sebesar 55.78 persen dibandingkan bulan sebelumnya dari US$ 220.74 Juta pada bulan Januari menjadi US$ 343.86 juta bulan Februari 2018.
“malah nilai impor Provinsi Jambi februari 2018 mengalami penurunan 68.25 persen dibandingkan bulan sebelumnya dari US$ 20.91 Juta pada bulan januari menjadi US$ 6.64 juta pada Februari 2018, “jelasnya.
Untuk penyebab kenaikan akan nilai ekspor Provinsi Jambi Februari 2018, adanya peningkatan nilai ekspor komoditi ikan dan udang lebih tinggi.
” Selain kenaikan nilai ekspor komoditi ikan dan udang, komoditi kopi, teh, rempah, komoditi arang, karet dan olahannya, pulp dan kertas, batu bara, serta komoditi gas, “urainya.
Nilai ekspor februari 2018 sebesar US$ 564.60 juta, ekspor Jambi periode yang sama tahun 2018 lebih tinggi dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2017 yang lalu, naik sebesar 43.99 persen.
Kontribusi terbesar total ekspor di Jambi, ada pada kelompok pertambangan sebesar 64.15 persen, industri sebesar 31.11 persen, pertanian sebesar 4.75 persen.
Ditambahkannya lagi, pada impor Provinsi Jambi melalui tiga pelabuhan laut utama, pelabuhan talang duku Jambi, Muara Sabak, dan Kuala Tungkal serta pelabuhan udara bandara Sultan Thaha.
“nilai impor bulan Februari 2018 sebesar US$ 6.64 Juta, turun dibandingkan bulan sebelumnya, penurunan impor ini dipicu oleh turunnya nilai impor pada kelompok mesin dan alat angkutan, “terangnya.
Kelompok mesin dan angkutan memberikan kontribusi 61.36 persen dari total impor, hasil industri memberikan kontribusi 22.82 persen, impor bahan kimia dan sejenisnya sebesar 13.93 persen.
Komoditi makanan dan sejenisnya berperan sebesar 1.89 persen dan kelompok komoditi karet dan sejenisnya hanya berperan 0.001 persen. ( Inro)
Editor : k20