Jambi — Jambiekpose.com. Dalam rangka pelantikan pengurus baru Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Jambi periode 2017-2020, IDAI Cabang Jambi bekerjasama dengan Pengurus Pusat IDAI akan menyelenggarakan Seminar Sehari dengan tema “Pelayanan Kesehatan Neonatal & Anak di Pelayanan Primer”, Minggu( 14/01/2018) Swiss-Belhotel Jambi.
Turut hadir dari Pengurus Pusat (PP) IDAI: KETUA I, Dr. Piprim B Yanuarso SpA(K) dari jakarta. Ketua terpilih IDAI Jambi, Mustarim.
Dikatakan Dr. Piprim B Yanuarso SpA(K), pemilihan Ketua umum dari suatu organisasi manapun itu sudah digariskan dalam AD/ART termasuk ikatan dokter anak Indonesia Khususnya Provinsi Jambi.
“ikatan dokter anak Indonesia ini merupakan bagian dari IDI serta menjalankan berupa program kerja dari organisasi ini, “jelasnya.
Selain melakukan pelantikan juga melakukan seminar pelayanan kesehatan Neonatal dan anak dipelayanan primer.
selamat bertugas kepada ketua pengurus baru wilayah Riau dan terus menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk menjamin kesehatan anak di Provinsi Jambi. .
‘’Kami juga minta kepada pengurus baru untuk mempersiapkan diri menuju MEA 2025, dengan mempersiapkan dokter spesialis anak yang memang berkompeten, sehingga saat MEA tiba kita tak menjadi penonton di rumah sendiri tapi kitalah yang menjadi tuan rumah di negeri kita sendiri,’’ ucapnya.
Ditambahkan Piprim , mulai maraknya kasus difteri yang belakangan ini merebak, harus menjadi tantangan baru untuk ketua pengurus terpilih, agar nantinya kasus difteri yang terjadi di luar Jambi tidak sampai merebak ke wilayah Jambi.
Pihaknya berharap, dengan dilantiknya pengurus baru IDAI Jambi kesehatan anak di Provinsi Jambi semakin membaik, agar masa depan penerus bangsa bisa terus berkembang serta terjaga kesehatannya.
Ketua IDAI Jambi yang baru dilantik Dr H. Mustarim Sp A (K) menegaskan, pihaknya akan terus menjalin kerja sama serta meneruskan perjuangan pengurus sebelumnya untuk memastikan kesehatan anak di Jambi .
Tidak hanya itu, khusus kasus difteri yang memang beberapa waktu lalu sempat menghampiri Jambi, pihaknya telah bekerja keras untuk memastikan peredaran virus difteri tidak lagi masuk ke Jambi dengan cara melakukan observasi secara langsung dan penanganan yang tepat kepada si terduga penderita.
Beberapa tahun lagi juga MEA akan dibuka. Ini sudah pasti akan menjadi tantangan tersendiri untuk para dokter spesialis anak dalam memberikan pelayana secara masimal, jika tidak mau tersaingi dengan para dokter dari luar yang masuk ke Indonesia salah satunya Provinsi Jambi.
‘’Sudah pasti kita akan mempersiapkan diri untuk menghadapi MEA nanti, seperti yang disampaikan oleh ketua umum tadi. Alhamdulillah, dua kasus difteri yang dikhawatirkan terjadi di Jambi tidak sempat terjadi, karena pasien yang sempat ditangani itu terbukti negatif dari virus difteri di dalam tubuhnya,’’ ungkapnya.
Penulis : inro
Editor : k20