Foto Humas Kota Jambi
Kota Jambi, Jambiekspose.com – Pemerintah kota (Pemkot) Jambi, Rabu (21/8/2019) pagi menggelar shalat istisqo atau minta hujan di lapangan Balai Kota, Kota Baru. Wali Kota Jambi Sy Fasha dalam sambutannya mengatakan, kabut asap yang terjadi saat ini akibat kiriman dari kebakaran hutan dan lahan di luar provinsi Jambi.
Shalat istisqo yang diimami oleh H.M Sulhi HM Daud Lc MA Al Hafiz ini, diikuti ketua MUI kota Jambi, Sekda Budidaya, Kepala OPD dan ASN kota Jambi dan masyarakat.
Kekeringan akibat kemarau panjang ini juga kata Fasha, daerah lain seperti pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan bagian Timur Indonesia juga mengalami kekeringan yang sama.
“Yang dampaknya sangat memprihatinkan, sehingga masyarakat sulit mendapatkan air bersih. Untuk itulah, sholat istisqo ini Kita laksanakan hari ini dengan penuh harapan dan hati yang ikhlas, mari Kita bersama-sama memohon kepada Allah subhanahu wa ta’ala agar kita tidak lagi merasakan kekeringan yang berkepanjangan seperti yang terjadi di mana-mana saat ini.
Fasha mengajak seluruh ASN dan masyarakat untuk bertobat dan terus mendekatkan diri kepada Allah. Karena menurut Fasha, kekeringan saat ini bisa saja karena kurangnya bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan.
“Dan sadarilah bahwa, bisa jadi kekeringan dan kabut asap ini merupakan akibat dari kekhilafan kita dan bisa jadi pula adalah peringatan untuk Kita. Dan semoga dengan sholat istisqo ini senantiasa menurunkan rahmatnya dengan menurunkan hujan, ehingga kita tidak lagi merasakan kekeringan dan kabut asap yang sangat mengganggu kesehatan dan ekonomi sosial kita.”
Fasha meminta shalat istisqo dijadikan sebagai momentum memohon ampun dan berdoa kepada Allah, dengan harapan Allah mendatangkan berkah hujan dan menjadikan bumi kita kembali subur sedia kala.”
“Lain daripada itu, kepada seluruh warga masyarakat kota Jambi, Saya menghimbau untuk memanfaatkan air yang ada secara bijaksana. Dan Saya pun mengimbau agar tidak sembarangan membakar di lahan yang kosong karena sangat mudah terbakar dan akan menyebar.
Pada kesempatan ini, Fasha juga mengajak bersama-sama berdoa semoga masyarakat yang menunaikan ibadah haji, senantiasa diberikan kesehatan, perlindungan dan kemampuan untuk menunaikan seluruh rangkaian ibadah haji serta kembali ke tanah air sebagai haji yang mabrur dan mabrurah.
Sementara, ustadz Amin dalam kotbahnya memaparkan hal-hal yang menghambat turunnya hujan dari Allah. Salah satunya adalah kurangnya kesadaran umat dalam menyakurkan zakat.
“Mari saling mengingatkan, kemungkinan diantara kita ada belum menyempurnakan zakat. Bayangkan, tahun 2011 saja menurut Kemenag dan Baznas yang menghitung total umat Islam di Indonesia sebanyak 86%. Jika 60% saja mau mengeluarkan zakatnya, maka akan terhimpun potensi dana sebesar 214 triliun yang akan mampu membangkitkan umat ini dari keterpurukan.”
Lainnya, tidak menjalankan perintah Allah salah satu penyebab tertahannya hujan. Ustadz Amin menegaskan, bagaimana mungkin umat minta pertolongan Allah, sementara panggilan Allah tidak didatangi.
Karena, Rasullulah jelas ustadz Amin, berpesan menjelang wafat berpesan dirikan shalat dan lindungi orang-orang lemah di antara kalian.
“Selanjutnya karena enggan bertaubat kepada Allah serta banyaknya perbuatan maksiat, menjadi penyebab lainnya Allah menahan hujan,” pungkas Amin.
Kepada wartawan usai shalat istisqo, Fasha menjelaskan, shalat dilakukan jajaran pemerintah kota Jambi bersama tokoh agama, alim ulama dan warga masyarakat di lingkungan kantor walikota Jambi.
“Kita memohon rahmat hujan dari Allah Subhanahu wa ta’ala. Sekaligus juga tadi kami menyampaikan kepada para jemaah juga terkait dengan musim kemarau dan asap yang saat ini sudah mulai masuk ke kota Jambi,” ujar Fasha.
“Untuk bagaimana mengantisipasi hal tersebut dan apa upaya-upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah kota jambi untuk mengantisipasi dan memberikan rasa aman dan nyaman kepada anak-anak kita, baik yang bersekolah.”
“Kami juga sudah mengeluarkan maklumat terkait ini yaitu meliburkan anak PAUD dan TK selama satu minggu, serta SD kelas 1, 2, 3 dan 4 selama 3 hari. Dan mengurangi jam belajar anak-anak kelas 5 6 7 8 dan 9, sambil melihat fluktuasi kondisi udara ke depan nanti.”
“Kami tetap akan memantau ini semua, apabila terjadi perubahan udara yang mungkin sudah masuk kategori berbahaya atau sangat berbahaya, maka kami akan kembali meliburkan anak-anak sekolah,” jelas Fasha.
Fasha juga telah mengantisipasi gangguan ISPA dengan menginstruksikan kepada seluruh kepala sekolah, baik di swasta maupun negeri SD dan SMP untuk menyiapkan satu ruangan recovery yang digunakan apabila ada anak yang terpapar asap.
“Juga kami sudah perintahkan seluruh puskesmas kota Jambi, rumah sakit pemerintah milik kota Jambi untuk melayani, menerima 24 jam bagi warga yang sudah terpapar asap dan tidak boleh dikenakan biaya, gratis,” pungkas Fasha.