Jambi — Jambiekspose. Pertumbuhan ekonomi dalam tiga tahun belakangan ini bukan berarti mutlak harus dibebankan sepenuhnya kepada Pemerintah Provinsi Jambi dalam rangka perbaikan ekonomi Jambi, akan tetapi juga merupakan permasalahan yang harus dipikirkan oleh para pelaku Bisnis, Ekonom, Lembaga Keuangan, dan instansi terkait dalam memberikan Solusi kepada Pemerintah.
Hal ini ditandai dengan dibukanya secara resmi oleh staf ahli Gubernur Jambi bidang Ekonomi, keuangan dan Pembangunan, Husni Jamal Selasa(17/10) ruang utama kantor Gubernur Jambi.
Melalui tema upaya mendorong investasi di Provinsi Jambi dalam mewujudkan Jambi tuntas 2021.
Turut mendampingi staf ahli bidang kemasyarakatan dan SDM, H. M. Dianto, Karo Administrasi Umum, HIPMI, REI, KADIN JAMBI.
Dikatakan Husni Jamal, Provinsi Jambi sesungguhnya memiliki potensi dan peluang investasi yang cukup besar. Hampir semua sektor memiliki potensi untuk dikembangkan.
“Potensi ini juga layak ditawarkan kepada investor. Prospek investasi di Provinsi Jambi juga cukup menjanjikan, apalagi provinsi ini diuntungkan oleh letaknya yang strategis. Selain dekat dengan salah satu pusat perdagangan dunia (Singapura), Jambi juga merupakan salah satu wilayah yang berada dalam
kawasan segi tiga emas (gold triangle) yaitu kawasan segi tiga emas Indonesia,Intinya menciptakan pengusaha muda”jelasnya.
Pemerintah Provinsi Jambi mempermudah izin penanaman modal asing (PMA) guna meningkatkan minat investor asing menanamkan modalnya di daerah tersebut.
kemudahan izin diberikan guna mencapai target investasi sebesar Rp 4,3 triliun pada tahun ini. Adapun bidang investasi yang ditawarkan kepada investor khususnya di bidang industri perkebunan kelapa sawit dan karet, minyak dan gas (migas), pertambangan batu bara, pemanfaatan limbah dan perhubungan.
“Pemprov sudah beberapa kali mengundang investor untuk menjajaki penanaman modal di Jambi. Investor asing yang sudah datang berasal dari Tiongkok, Jepang dan Norwegia. Pemprov akan mempermudah perizinan dan pembebasan lahan untuk investor bila mereka hendak membangun pabrik di Jambi,” ujarnya.
Kemudian dari investor Jepang berminat membangun industri pengolahan limbah industri kelapa sawit. Kemudian, investor Norwegia berminat menjalin kerja sama peningkatan produktivitas perkebunan kelapa sawit.
“Sedangkan investor Tiongkok berminat menanamkan modal di bidang pertambangan migas, batu bara dan perhubungan,” tambahnya.
Untuk itu dalam FGD ini pemerintah daerah mengundang semua organisasi yang ada hubungannya pada pusat industri mencari kesimpulan yang ada dilapangan terutama dalam investasi.
Penulis : Inro
Editor : k20