Jambiekspose.com, Kota Jambi – Walikota Jambi Dr. H. Syarif Fasha ME bersama warga sekitar dan unsur muspida kota jambi turut Sholat jumat perdana yang di lakukan di Masjid Laksamana Cheng Hoo.Jum’at 04/05/21.
Dalam sambutan nya setelah solat jum’at sekaligus mengucapkan selamat dan apresiasi kepada FITI ( Forum Islam Thionghoa Indonesia ) atas kerja keras dan luar biasa dalam pembangunan masjid Cheng Hoo selama 9 tahun.
Dan kedepan nya masjid ini akan menjadi Icon destinasi relligi di Kota Jambi,Pemerintah Kota Jambi bekerjasama dengan Komimfo telah mempromosikan Masjid Cheng Hoo baik melalui media sosial maupun media Online.
“Mudah-mudahan nanti akan Menjadi salah satu alternatif untuk umat – umat muslim di Kota Jambi untuk menjalankan ibadah”
Walik Kota Jambi Syarif Fasha juga berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada donatur dan hamba – hamba Allah yang telah mendonasikan Rizki nya untuk pembangunan Masjid Cheng Hoo.
Masjid yang sangat unik ini mempunyai ciri khas yang kalau dilihat dari pesawat atap nya berwarna merah,ujar Syarif Fasha.
Khusus nya buat saudara – saudara kita dari Thionghoa banyak sekali yang berkumpul disini Karna wujud dari masjid ini sendiri adalah suatu kebanggaan mereka berada di Indonesia pungkas walikota Syarif Fasya.
Kedepannya juga nanti akan membuat banyak kegiatan – kegiatan Religi baik itu dari pemerintahan kota, Camat, mau kelurahan setempat namun tetap menjalankan protokol kesehatan di masa covid 19.
masjid Laksamana Cheng Hoo di Jambi digunakan pertama kali untuk ibadah shalat 5 waktu,Masjid bergaya oriental yang erat sekali dengan kebudayaan China akhirnya rampung. Hampir satu dekade masyarakat muslim keturunan Tionghoa di Jambi bahu-membahu membangun masjid ini.
Cita-cita memiliki tempat ibadah yang mencirikan identitas mereka akhirnya terwujud. Bangunan berukuran 20 kali 20 meter persegi berdiri dengan megah di atas lahan 2.380 meter persegi. Bagian dalam masjid rampung 100 persen, hanya terlihat beberapa tukang tengah menyelesaikan membuat anak tangga di depan masjid. Di bagian atas dalam, bangunan dibuat berbentuk persegi delapan. Ornamen segi delapan itu melambangkan keselarasan dalam kepercayaan masyarakat Tionghoa. Dari kubah hingga lantai masjid memiliki ketinggian 17 meter, melambangkan sholat 5 waktu, dalam satu hari.
Hampir di semua sisi masjid diisi dengan ornamen oriental. “Asal saya kan Khonghucu. Kalau Khonghucu, arsitektur (tempat ibadah) adalah Klenteng. Makanya kita adopsi dari konstruksi itu,” kata Rusli, salah satu pengurus masjid. Warna merah mendominasi warna masjid. Berpadu dengan warna hijau dan kuning, sekilas masjid ini mirip dengan arsitektur klenteng. Bangunan ini dinamai “Masjid Muhammad Cheng Hoo”. Rusli ingat betul awal mula masjid ini dibangun.
Rusli adalah salah satu inisiator pembangunan masjid ini. Dia memantau proses pembangunan masjid sejak 9 tahun yang lalu pada saat peletakan batu pertama. 22 Juli 2012, peletakan batu pertama dilakukan. Proses panjang pembangunan masjid menuntut dia dan umat muslim Tionghoa lainnya untuk tetap istiqomah.
Meyakini, cita-cita memiliki tempat ibadah yang diidamkan akan tercapai. Keyakinan Rusli dan yang lainnya berbuah manis. Tepat pada hari perayaan Imlek, masjid digunakan pertama kalinya. “Sudah 9 tahun. Waktu yang lumayan lama untuk sebuah perjuangan,” kata Rusli ditemui di Masjid Muhammad Cheng Hoo yang berada di kawasan Kenali Asam, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi
( rokie)