Jambiekspose.com, Jakarta – AKBP Ferry Ferdian, S.I.K., adalah Seorang Perwira Menengah lulusan Akademi Kepolisian Tahun 2000. Dengan jabatan terakhir sebagai Kasubag Evadasi Bag Bindik Polri.
Diketahui Ferry Ferdian terlahir dari keluarga biasa, tepatnya di kota Bandung 12 Februari 1979. Dan dia adalah anak Bungsu dari 4 saudara.
Sejak kecil ketika usia Ferry Ferdian sekitar usia 3 (tiga) tahun mengikuti orang tuanya mengadu nasib di kota Lubuk Linggau.
Kota Lubuk Linggau merupakan salah satu kota setingkat kabupaten yang letaknya paling barat dari wilayah Propinsi Sumatera Selatan.
Nampaknya perjalanan Karier sang Pamen Polri tidak berjalan mulus. Namun Ferry Ferdian dengan optimis dan sabar melaluinya karirnya dengan perlahan, sembari mengembangkan hobinya, yaitu, bercocok tanam.
Diluar jam dinasnya sang pamen ini ternyata memiliki pekerjaan tambahan, yaitu, menjadi seorang petani.
Sang Pamen yang terlahir dari keluarga biasa ini, merintis hobinya secara perlahan. Dari sebidang tanah sewa dia kerjakan, sampai saat ini memiliki tanah lahan pribadi sendiri, dengan memperkerjakan warga desa di sekitar lahan miliknya.
Nampaknya sang Pamen Polri menimba ilmu dari hobi yang dikembangkannya yaitu bertani, yang intinya Jakarta – AKBP Ferry Ferdian, S.I.K., adalah Seorang Perwira Menengah lulusan Akademi Kepolisian Tahun 2000. Dengan jabatan terakhir sebagai Kasubag Evadasi Bag Bindik Polri.
Diketahui Ferry Ferdian terlahir dari keluarga biasa, tepatnya di kota Bandung 12 Februari 1979. Dan dia adalah anak Bungsu dari 4 saudara.
Sejak kecil ketika usia Ferry Ferdian sekitar usia 3 (tiga) tahun mengikuti orang tuanya mengadu nasib di kota Lubuk Linggau.
Kota Lubuk Linggau merupakan salah satu kota setingkat kabupaten yang letaknya paling barat dari wilayah Propinsi Sumatera Selatan.
Nampaknya perjalanan Karier sang Pamen Polri tidak berjalan mulus. Namun Ferry Ferdian dengan optimis dan sabar melaluinya karirnya dengan perlahan, sembari mengembangkan hobinya, yaitu, bercocok tanam.
Diluar jam dinasnya sang pamen ini ternyata memiliki pekerjaan tambahan, yaitu, menjadi seorang petani.
Sang Pamen yang terlahir dari keluarga biasa ini, merintis hobinya secara perlahan. Dari sebidang tanah sewa dia kerjakan, sampai saat ini memiliki tanah lahan pribadi sendiri, dengan memperkerjakan warga desa di sekitar lahan miliknya.
Nampaknya sang Pamen Polri menimba ilmu dari hobi yang dikembangkannya yaitu bertani, yang intinya menanam dahulu, baru menuai hasilnya.menanam dahulu, baru menuai hasilnya.
( G aa)